Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman porang menjadi salah satu langkah yang harus dilakukan. Yuk simak cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman borang yang benar dalam artikel berikut ini!
Tanaman porang saat ini menjadi komoditas pertanian yang mulai banyak dibudidayakn di Indonesia. Porang atau Amorphophallus muelleri merupakan salah satu jenis tanaman talas-talasan yang biasanya tumbuh liar di lahan hutan.
Umbi porang memiliki segudang manfaat baik dalam bidang pangan maupun non pangan. Oleh sebab itu, umbi porang dinilai dengan harga yang tinggi di pasar ekspor. Pada tahun 2018, penjualan porang bahkan bisa mencapai angka Rp 11,31 Miliar. Hal ini membuat para petani mulai tertarik untuk membudidayakan tanaman porang.
Tanaman porang termasuk ke dalam jenis tanaman yang mudah untuk dibudidayakan. Porang bisa tumbuh pada lahan terbuka ataupun lahan hutan dengan naungan pohon-pohon besar di atasnya.
Tanaman porang memiliki toleransi yang sangat tinggi terhadap naungan pepohonan ataupun tempat teduh. Bahkan tanaman porang bisa tumbuh di bawah 60% naungan. Namun, porang yang ditanam di lahan terbuka justru dapat menghasilkan umbi yang lebih berkualitas. Hal ini karena kandungan air dalam tanah lahan terbuka cenderung lebih sedikit.
Dalam budidaya tanaman porang, perlu dilakukan langkah pengendalian terhadap hama dan penyakit. Hal ini bertujuan agar tanaman porang bisa tumbuh optimal dan menghasilkan umbi yang besar dan berkualitas baik.
Baca Juga : Mengenal Tanaman Porang : Ciri-ciri, Kandungan Nutrisi, & Manfaatnya
Hama pada Tanaman Porang
1. Belalang

Belalang biasanya menyerang bagian daun tanaman porang. Salah satu tanda tanaman porang telah diserang hama ini yaitu daunnya yang berlubang dan terdapat bekas gigitan pada daun tempat hinggapnya. Jika dibiarkan, hal ini tentu bisa menghambat proses fotosisntesis dan pertumbuhan tanaman porang.
Serangan hama ini biasanya terjadi saat musim belalang tiba, dimana muncul banyak belalang sehingga serangan hama ini tidak bisa dihindarkan.
Hama belalang ini bisa dikendalikan dengan cara manual yaitu memasang jaring perangkap disekitar tanaman porang, kemudian belalang dimusnahkan.
Namun, jika serangan belalang secara berkelompok, maka Anda bisa mengendalikannya dengan penyemprota insektisida berbahan aktif
betasiflutrin, deltametrin, sipermetrin, klorpirifos, tiodikarb, MIPC,
BPMC, fipronil dan karbaril.
Anda juga bisa mengendalikan hama ini dengan metode organik dengan menggunakan jenis pestisida organik yang terbuat dari ekstrak akar tuba dan daun mimba.
2. Ulat Makasar Orketti

Jenis hama ini juga seringkali menyerang tanaman porang dengan cara menggerogoti bagian daunnya. Salah satu tanda tanaman porang sudah terserang hama ulat makasar orketti yaitu daunnya yang berlubang. Jika dibiarkan, maka hal ini bisa menghambat pertumbuhan tanaman porang karena tidak bisa melakukan fotosintesis dengan maksimal.
Biasanya, kupu-kupu meletakan telur-telurnya menyebar di bagian bawah daun porang, batang tangkai daun, dan bagian tunas daun tanaman porang. Telur-telur ini membutuhkan waktu sekitar 18 hari untuk menjadi larva atau ulat yang bisa menggerogoti daun porang.
Cara pengendalian terhadap jenis hama ulat makasar orketti yaitu dengan melakukan penyemprotan insektisida yang memiliki bahan aktif 40%
metomil yang telah dicampu dengan kalsium dan perekat. Dosis insektisida bisa ditambah jika setelah 5 hari tidak ada perubahan yang signifikan.
Selain itu, Anda juga dapat mengendalikan hama ulat ini secara manual, yaitu dengan cara mengambil dan memusnahkannya.
3. Ulat Umbi Araechenes

Berbeda dengan jenis ulat pada umumnya yang menyerang daun, ulat umbi araechenes ini menyerang bagian umbi porang. Ulat ini menggerogoti bagian dalam umbi sehingga menyebabkan kualitas umbi porang menjadi turun dan bobotnya pun semakin ringan. Umbi yang telah digerogoti oleh hama ini lama kelamaan akan membusuk.
Cara mengendalikan hama ulat umbi ini bisa dilakukan secara manual yaitu dengan menyisihkan umbi yang terserang dan memisahkannya dari umbi lain yang masih dalam kondisi baik.
4. Nematoda | Hama pada Tanaman Porang

Nematoda merupakan salah satu parasit atau cacing yang berukuran lebih kecil daripada cacing pada umumnya. Jenis mikroorganisme satu ini hidup dan berkembangbiak di dalam tanah. Nematoda seringkali menyerang bagian akar dan umbi tanaman porang. Jika dibiarkan, organisme ini bisa menyebabkan umbi porang menjadi busuk.
Serangan nematoda pada umbi porang inilah yang menyebabkan tanaman porang menjadi lebih mudah terinfeksi jamu dan bakteri patogen. Akibatnya, pertumbuhan tanaman porang menjadi terhambat karena tidak bisa menyerap unsur hara di dalam tanah.
Salah satu tanda bahwa nematoda sudah menyerang umbi porang yaitu terjadi perubahan warna daun porang yang semula hijau menjadi agak kekuningan.
Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah jenis hama yang satu ini, diantaranya yaitu :
- Saat tahap penanaman, pastikan bibit porang yang digunakan terbebas dari nematoda dan dalam kondisi sehat.
- Pengolahan lahan yang tepat diyakini dapat meminimalisir munculnya serangan hama dan penyakit dari dalam tanah.
- Melakukan rotasi pada tanaman porang serta menerapkan pola tanam campuran atau tumpangsari.
- Jaga kebersihan lahan tanam porang agar tetap steril dan terbebas dari gulma ataupun sisa-sisa tanaman yang terinfeksi.
Namun, jika tanaman porang telah terinfeksi nematoda, maka Anda lapat melakukan langkah pengendalian dengan pemberian pestisida berbahan aktif karbofuran. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan pestisida organik yang terbuat dari ekstrak daun mimba, daun jarak maupun tagetes.
Penyakit pada Tanaman Porang
Secara umum, penyakit yang menyerang tanaman porang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri biasanya akan menyebabkan lendir dan pembusukan. Salah satu contoh penyakit tanaman porang yang disebabkan oleh bakteri yaitu penyakit busuk batang semu.
Sementara itu, penyakit yang disebabkan oleh jamur tidak menimbukan lendir, namun terdapat hifa atau miselium yang berkembangbiak pada bagian tanaman porang yang terinfeksi. Misalnya yaitu penyakit layu daun akibat jamur Sclerotium sp, Rhyzoctonia sp dan Cercospora sp.
Jamur yang menyerang tanaman porang bisa mengakibatkan layu dan bagian batang yang membusuk. Selain itu, jamur juga bisa menyerang katak porang sehingga mengakibatkan pembusukan. Dengan demikian, katak porang tak bisa dijadikan sebagai benih tanaman porang.
Serangan jamur ini disebabkan karena adanya bakteri yang telah menyerang bagian batang dan umbi porang sehingga bisa menimbulkan infeksi.
Langkah pengendalian penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dan bakteri patogen yaitu dengan menyemprotkan larutan deterjen dan fungisida. Jenis fungisida yang digunakan yaitu yang memiliki bahan aktif
73,8% mankozeb, 6,2% karbendazim, ridomil, belate, dan basudin thiodan. Jumlah takaran yang tepat yaitu 3 sendok fungisida dan 1 genggam bubuk deterjen untuk setiap 5 liter air.
Sementara itu, langkah pencegahan penyakit tanaman porang bisa dilakukan saat pemilihan bibit porang. Perhatikan kualitas bibit yang digunakan, pastikan bibit porang dalam keadaan baik dan tidak terinfeksi penyakit.
Demikian tadi informasi selengkapnya mengenai cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman porang. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi Anda yang sedang atau akan membudidayakan tanaman porang.